Rabu, 22 Oktober 2008

PELAKSANAAN METODE TEAM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN PRODUKTIF
Oleh : Suryanto, S.Pd

A. Latar Belakang
Salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan adalah tersedianya sumberdaya manusia ( SDM ) yang berkualitas, yakni memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan industri dan sektor-sektor lainnya. Keunggulan komparatif ( comparative advantage ) saja tidak cukup, dibutuhkan juga keunggulan kompetitif ( competitive advantage ) tenaga kerja yang akan memasuki persaingan pasar tenaga kerja. untuk menyiapkan SMK bertaraf nasional bahkan Internasional, tamatan SMK juga disiapkan untuk bisa bersaing dan mendapatkan pekerjaan tidak semata di dalam negeri namun juga di luar negeri dan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang datang dan ada di Indonesia. Berkaitan dengan kondisi dan kesiapan sekolah-sekolah menengah kejuruan yang ada saat ini, memang masih perlu ditingkatkan untuk mencapai kompetensi yang berkualifikasi nasional dan internasional.

Disadari bahwa asumsi dasar yang pertama dan utama sekali dalam membangun dan peradaban suatu bangsa adalah pembangunan yang dimulai dari individu-individunya, sebab tiap-tiap individu tersebut pada hakikatnya merupakan bagian-bagian terkecil dari entitas dan integritas suatu bangsa. Cita-cita luhur untuk membangun bangsa dan negara dalam segala aspek kehidupan terlebih dahulu adalah membangun pribadi dan mental, serta spiritual individu yang merupakan bagian terkecil dari suatu bangsa.

Komposisi ideal mengenai pembangunan adalah pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Konsepsi ini tentu saja memiliki implikasi bahwa harus ada keselarasan, keserasian, dan keseimbangan di samping adanya kebulatan tekad yang utuh dan tertuang dalam seluruh program dan aktifitas pembangunan yang sudah, sedang, dan akan berlangsung secara terarah dan terencana. Dengan demikian nantinya dapat dihasilkan individu-individu pembangunan yang tangguh, gigih, dan mandiri dalam segala aspek kehidupan baik jasmani maupun rohaninya.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah di dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah melalui pelaksanaan program pendidikan baik formal maupun non formal yang mengacu pada pencapaian tujuan pembelajaran dari segenap aspek pendidikan yang dilingkupinya, diantaranya aspek kognitif ( Pengetahuan ), attitude ( Sikap ), dan psikomotorik ( Ketrampilan ) secara terarah, terprogram, terencana, dan berkesinambungan sesuai dengan tuntutan jamannya. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UU SISDIKNAS ), penjelasan pada pasal 37 ayat 1, yaitu :
Bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 1) pendidikan agama, 2) pendidikan kewarganegaraan, 3) bahasa, 4) matematika, 5) ilmu pengetahuan alam, 6) ilmu pengetahuan sosial, 7) seni dan budaya, 8) pendidikan jasmani dan olah raga, 9) ketrampilan kejuruan, dan 10) muatan lokal. Berdasarkan berbagai landasan tersebut di atas, pengembangan pendidikan dasar diharapkan dapat memberi arah pada peserta didik untuk menemukan jatidiri atau identitas sesuai dengan pribadinya masing-masing.”

Selain itu dalam pernyataan itu juga ditegaskan bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya. Hendaknya juga dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan setiap kebutuhan anak. Setiap tingkat usia anak membawa implikasi tugas dan perkembangan tertentu. Haruslah disadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan yang berbeda. Oleh karenanya pihak orang tua terutama pendidik haruslah kreatif di dalam mengakomodasi kegiatan pembelajarannya serta dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk kepentingan anak didik.

Sebagai bagian dari pelaksana sistem pendidikan nasional, pendidikan menengah kejuruan ( SMK ) merupakan tingkatan pendidikan yang berada pada jenjang pendidikan menengah atas yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didiknya untuk dapat siap kerja dalam bidang kerja tertentu sesuai dengan pengkajian dan pendalaman program studinya serta kemampuan untuk dapat beradaftasi di lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat, mampu memanfaatkan peluang kerja serta mengembangkan kemampuan dan kecakapan dirinya untuk bekal dikemudian hari.

Penerapan yang dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional guna mewujudkan ketercapaian tujuan tersebut diimplemantasikan pada kurikulum untuk SMK edisi tahun 2004 yang mengacu dan memperhatikan pada tahap perkembangan siswa dan kesesuaian jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Hal ini bertitik tolak dari landasan ekonomis kurikulum SMK edisi tahun 2004 pada buku Bagian I yang dijelaskan sebagai berikut :
“ Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang langsung dapat bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, dengan demikian pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. “

Guna menyiapkan kondisi peserta didik menjadi manusia produktif yang selalu siap dengan kebutuhan dunia kerja, maka di dalam pelaksanaan proses pembelajarannya atau pendidikan mengacu kepada berbagai aspek pendidikan. Tidak saja dari aspek ketrampilan ( psikomotorik ) semata, namun juga harus mengacu pada aspek pengetahuan ( knowledge ) dan aspek sikap ( attitude ). Berbagai aspek kompetensi ini sangat penting diberikan dengan harapan tidak saja dihasilkan manusia-manusia yang terampil saja, namun juga memiliki kecerdasan, kecakapan, dan sikap-sikap yang terpuji sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan masayarat dan negaranya.

Materi pembelajaran produktif pada pelaksanaan kurikulum SMK edisi tahun 2004 merupakan mata pelajaran yang memiliki aspek kompetensi keahlian kejuruan yang disusun dengan tujuan untuk memberikan pengenalan, pemahaman dan pelaksanaan siswa tentang pelaksanaan bidang dan program keahlian kejuruannya yang berkaitan dengan kepentingan peserta didik / siswa di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerjanya. Dengan mengenal, memahami, dan melaksanakannya secara benar diharapkan siswa dapat menjadikan acuan dalam kehidupan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkannya. Selain itu siswa atau peserta didik juga dituntut untuk dapat lebih kreatif dan luas pengetahuannya agar lebih dapat mengembangkan sikap yang tepat di masa depan serta memiliki kesadaran diri sebagai warga negara yang bertanggung jawab atas masa depan bangsanya.
Berdasarkan tuntutan tersebut, maka guru yang berfungsi dan berperan sebagai pendidik, fasilitator, motivator dan juga seorang organisator sudah tentu harus mampu menciptakan dan mengupayakan suatu proses interaksi proses pembelajaran dan pelatihan yang tidak saja membangkitkan motivasi, potensi dan keinginan untuk belajar namun juga mampu mewujudkan proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif, inovatif, berpikir kreatif, produktif, dan berkualitas. Strategi pembelajaran yang diimplemantasikan melalui penerapan metode belajar adalah kemampuan seorang guru dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Apalagi bila dalam pelaksanaannya dilakukan dengan metode tim teaching.

Mata pelajaran kompetensi produktif keahlian kejuruan yang diselenggarakan di tingkat SMK merupakan salah satu mata pelajaran aspek produktif yang bertujuan tidak semata hanya mengacu kepada unsur ketrampilan di dalam bekerja, namun juga diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan daya kreatifitas berpikir peserta didik. Oleh karenanya bagaimana mengupayakan siswa memiliki motivasi dan keinginan siswa untuk belajar dan berpikir kreatif dalam upaya mewujudkan ketercapaian hasil belajar yang diharapkan, maka pelaksanaan metode tim teaching harus mampu melaksanakan strategi pembelajaran atau penerapan metode belajar yang kreatif dan produktif agar pembelajaran yang diterima oleh siswa dapat berjalan secara efektif dan berkualitas.

Disadari bahwa pelaksanaan metode tim teaching yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisi baik secara internal maupun eksternal. Namun dibalik adanya kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing guru pengajar, tim teaching adalah menjadi strategi pembelajaran yang semestinya lebih efektif, efisien dan berkualitas.


Disamping terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana guna pencapaian sasaran, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) kelompok Teknologi Industri, salah satunya adalah untuk menunjang tuntutan terhadap kurikulum yang berbasis kompetensi serta pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia di dunia usaha / dunia industri.

Tercapainya tingkat daya serap siswa yang lebih baik di dalam pembelajaran adalah penerapan perencanaan strategis di SMK Negeri 54 Jakarta. Hal ini didasari atas adanya tuntutan bagi organisasi untuk memelihara agar tetap berada pada posisi yang strategis di tengah situasi lingkungan dan persaingan yang terus-menerus berubah dan penuh dengan ketidakpastian. Kemampuan membaca peluang dan memahami ancaman eksternal, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan internal merupakan prasarat bagi Pengelola SMK Negeri 54 Jakarta dalam menjaga posisi strategisnya agar tetap eksis dan terus berkembang merespon tuntutan kebutuhan yang ada.

Perencanaan strategis ini, berangkat dari mandat, misi dan nilai-nilai yang menjadi dasar SMK Negeri 54 Jakarta untuk berkembang dan menentukan visi organisasi di masa depan yang notabene akan senantiasa menuntut mutu produk lulusan / tamatan yang bermutu dan dapat berdaya saing dengan sekolah-sekolah lain.

Kurang efektif dan maksimalnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran, masih rendahnya pencapaian standarisasi nilai ujian nasional, serta masih rendahnya daya serap tamatan bagi kebutuhan di dunia usaha/dunia industri, maka dirasakan penting bagi kita untuk dapat mengupayakan bahwa segala kekurangan-kekurangan itu dapat diatasi dan diminimalisasi. Oleh karena semuanya itu adalah suatu tantangan dan bukan merupakan beban. Dan kita yakin bahwa semuanya itu dapat secara bersama kita atasi.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 54 Jakarta sebagai lembaga pendidikan kejuruan, yang bertugas menyelenggarakan pendidikan kejuruan dalam rangka menghasilkan tamatan yang siap kerja pada suatu bidang keahlian tertentu, bagaimanapun juga harus mampu menciptakan dan mengembangkan suatu pelaksanaan pembelajaran kejuruan yang mandiri, kreatif, dan produktif, disamping adanya tuntutan yang juga memungkinkan tamatannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi. Untuk itu dituntut secara terus menerus mengikuti tuntutan tenaga kerja yang terus berkembang dan berubah berkaitan dengan ketenagakerjaan dan sertifikasi profesi bidang keahlian .

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut SMK Negeri 54 Jakarta agar lebih dinamis dan diversifikatif dibanding pendidikan menengah umum maupun SMK lainnya, maka dalam pelaksanaan pembelajaran kompetensi produktifnya dilakukan dengan strategi dan metode tim teacing.

Tidak ada komentar: