Selasa, 25 Agustus 2009

Resonansi

Pendambaan Hati Yang Merindu…

Tiada jua waktu begitu cepat berlalu, kadang tiada sempat kita menengok ke belakang. Tentang cermin sikap dan perilaku kita yang banyak membuat masalah, kerugian, dan ketidakmanfaatan bagi diri sendiri maupun sesame. Kita terkadang lebih egois dan ingin menang sendiri, juga kadang takabur tentang segala keinginan dan cita-cita di masa depan. Orang bijak mengatakan bahwa hari ini adalah hari kemarin yang ada bagi kita untuk dapat merenung dan mengintropeksi kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Hari ini adalah masa depan yang bila kau lewati begitu saja tanpa akal dan amal akan sia-sia lah dikau nantinya. Hidup Cuma sekali diberikan oleh Tuhan kepada kita jangan menjadikan adanya untuk disesali.
Kita tak mungkin untuk dapat berdiri sendiri dan berpijak di tanah kemerdekaan tanpa adanya jerih payah hasil perjuangan dan pengorbanan para syuhada-syuhada bangsa. Kita hanya menikmati tanpa sadar untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. Janganlah menjadikan kita menjadi ” MANUSIA YANG TAK TAHU DIRI”. Tak pandai belajar, tak pandai bekerja, tak pandai berkarya dan berprestasi tak juga pandai mensyukuri segala nikmat-nikmat itu.
Di enam puluh empat tahun bangsa yang besar ini merdeka, sudah selayaknya bagi kita untuk memahami dan menyadari arti dan makna segala pengorbanan dan perjuangan itu. Rasakan betapa menderitanya suatu bangsa yang tidak memiliki kemerdekaan, suatu bangsa dibawah penindasan bangsa-bangsa lain. Adakalanya suatu bangsa hilang tiada nampak dipermukaan bumi karena penjajahan dari bangsa lain. Namun adakalanya juga suatu bangsa ditelan masa tiada nampak ia di bersanding duduk di percaturan dunia berbicara tentang kemajuan peradaban dunia, karena keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan rakyatnya.
Mengawali ibadah bulan suci Ramadhan pula, semoga kita semua juga semakin menyadari eksistensi dan fungsi kita sebagai hamba Tuhan yang senantiasa membaktikan hidup dan kehidupannya serta manfaat bagi sesama dan beribadah bagi Tuhannya.Amin.(Suryanto,S.Pd)

Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, Lalu Kalian Paksa Kami Masuk Masa Penjajahan Baru

Karya: Taufiq Ismail
Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri
Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan
Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami
Sejak lahir sampai dewasa ini
Jadi sangat tepergantung pada budaya
Meminjam uang ke mancanegara
Sudah satu keturunan jangka waktunya
Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula
Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni
Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi
Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini
Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi
Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia
Kita gadaikan sikap bersahaja kita
Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta
Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka
Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita
Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia
Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama
Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia
Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi
Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri
Sambil kepala kita dimakan begini
Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti
Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi
Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni
Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama
Menggigit dan mengunyah teratur berirama

Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi
Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini
Bagai ikan kekurangan air dan zat asam
Beratus juta kita menggelepar menggelinjang
Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang
Kita menjebakkan diri ke dalam krangkeng budaya
Meminjam kepeng ke mancanegara
Dari membuat peniti dua senti
Sampai membangun kilang gas bumi
Dibenarkan serangkai teori penuh sofistikasi
Kalian memberi contoh hidup boros berasas gengsi
Dan fanatisme mengimpor barang luar negeri
Gaya hidup imitasi, hedonistis dan materialistis
Kalian cetak kami jadi Bangsa Pengemis
Ketika menadahkan tangan serasa menjual jiwa
Tertancap dalam berbekas, selepas tiga dasawarsa
Jadilah kami generasi sangat kurang rasa percaya
Pada kekuatan diri sendiri dan kayanya sumber alami
Kalian lah yang membuat kami jadi begini
Sepatutnya kalian kami giring ke lapangan sepi
Lalu tiga puluh ribu kali, kami cambuk dengan puisi ini (*)

Tanya Sang Anak

Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibuSerta seorang anak gadis muda dan naif!
Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!Ibu!
Mengapa aku dilahirkan wanita?Sang ibu menjawab,
"Kerana ibu lebih kuat dari ayah!
"Sang anak terdiam dan berkata,"Kenapa jadi begitu?
"Sang anak pun bertanya kepada sang ayah
!Ayah!
Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,"Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali menjawab," Iya,
kau adalah yang terkuat!"
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.
Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!
""Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?
" Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.
Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan.
"Kerana engkau adalah buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam.
Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!
Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."

~ Khalil Gibran

News Pensi SMK Negeri 54 Jakarta





PENTAS SENI SMKN 54 JAKARTA IMAN KETAQWAAN DAN NASIONALISME KEBANGSAAN

(Kemayoran, 18/8 2009 ). Dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj, merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-64 dan sekaligus menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, pada tanggal 18 Agustus 2009 kemarin OSIS SMK Negeri 54 Jakarta menggelar acara pentas seni dan budaya. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan tiap tahunnya. Namun berbeda dengan pentas tahun sebelumnya, pentas kali ini tidak semata-mata menggelar acara penampilan kesenian khususnya band –band siswa yang terkadang beraneka ragam corak aliran. Kali ini pensi OSIS SMKN 54 Jakarta dipadu dengan acara peringatan hari besar Islam Isra’ Mi’raj, oleh karenanya di acara ini juga ada ceramah agama yang disampaikan oleh Ustad Drs. Zamiril Husein, pembacaan kalam Illahi, marawis, dan nasyid serta tak ketinggalan acara lenong gaul Sanggar 54.

Pembelajaran pengembangan diri pada siswa adalah dengan cara mengeksploitasi dan menggali potensi minat dan bakat yang dimilikinya dan tidak hanya potensi intelektualnya saja. Sekolah akan memiliki keunggulan jika saja para siswanya mampu secara aktif mengenal dan menggali potensi dirinya. Untuk kemudian mengaktualisasikannya pada kegiatan-kegiatan yang positif. Senada dengan hal ini, Drs. Iswandy selaku Kepala Sekolah menyampaikan, ”Bahwa pada dasarnya setiap siswa memiliki potensi intelektual yang berbeda-beda, ada yang lebih menonjol di bidang pengetahuan dan ketrampilannya dan ada juga yang lebih menonjol di bidang kemampuan minat dan bakat.”

Awalnya memang kegiatan peringatan Isra’ Mi’raj dan pentas seni ini diadakan terpisah, namun karena keterbatasan waktu yang terlampau sedikit dan juga keterbatasan dana, maka para panitia berinisiatif untuk menggabungkan kedua acara ini menjadi satu kegiatan. Betha selaku penanggung jawab kegiatan juga menambahkan, ”Bahwa dengan adanya dua kegiatan ini diharapkan selain dapat meningkatkan Iman dan ketaqwaan para siswa juga diharapkan tumbuh kembangnya jiwa nasionalis kebangsaan para siswa sebagai salah satu wujud menghargai kemerdekaan ini.”

Walaupun sempat terhenti acara ini selama satu jam, karena menghormati warga yang sedang berduka ( kematian ), namun acara ini tetap berjalan dengan sukses dan lancar. Tampil sebagai pemenang lomba band OSIS SMKN 54 Jakarta tahun ini adalah grup band ”Liveday” yang memiliki corak nuansa musik reggae.( P.Sur )