Rabu, 03 Desember 2008

Artikel Pendidikan

PARADIGMA BARU DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN LEARNING IS FUN
Ditulis pada April 27, 2008 oleh wijanto

Oleh Drs. Anwar Fuady, M.Ed

Widyaiswara Madya P4TK-BMTI Bandung


Learning is fun. Belajar itu menyenangkan. Tapi, siapa yang menjadi stakeholder dalam proses pembelajaran yang menyenangkan itu? Jawabannya adalah siswa. Siswa harus menjadi arsitek dalam proses belajar mereka sendiri. Kita semua setuju bahwa pembelajaran yang menyenangkan merupakan dambaan dari setiap peserta didik. Karena proses belajar yang menyenangkan bisa meningkatkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa guna menghasilkan produk belajar yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan proses belajar, faktor motivasi merupakan kunci utama. Seorang guru harus mengetahui secara pasti mengapa seorang siswa memiliki berbagai macam motif dalam belajar. Ada empat katagori yang perlu diketahui oleh seorang guru yang baik terkait dengan motivasi “mengapa siswa belajar”, yaitu (1) motivasi intrinsik (siswa belajar karena tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan), (2) motivasi instrumental (siswa belajar karena akan menerima konsekuensi: reward atau punishment), (3) motivasi sosial (siswa belajar karena ide dan gagasannya ingin dihargai), dan (4) motivasi prestasi (siswa belajar karena ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dia mampu melakukan tugas yang diberikan oleh gurunya).

Dalam paradigma baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah perilaku siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran. Sedangkan pendekatan, strategi dan metoda pembelajarannya adalah mengacu pada konsep konstruktivisme yang mendorong dan menghargai usaha belajar siswa dengan proses enquiry & discovery learning. Dengan pembelajaran konstruktivisme memungkinkan terjadinya pembelajaran berbasis masalah. Siswa sebagai stakeholder terlibat langsung dengan masalah, dan tertantang untuk belajar menyelesaikan berbagai masalah yang relevan dengan kehidupan mereka. Dengan skenario pembelajaran berbasis masalah ini siswa akan berusaha memberdayakan seluruh potensi akademik dan strategi yang mereka miliki untuk menyelesaikan masalah secara individu/kelompok. Prinsip pembelajaran konstruktivisme yang berorientasi pada masalah dan tantangan akan menghasilkan sikap mental profesional, yang disebut researchmindedness dalam pola pikir siswa, sehingga kegiatan pembelajaran selalu menantang dan menyenangkan.

Mengapa Pakem. Pakem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi
(siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).
Pelaksanaan Pakem harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu modalitas visual, auditorial dan kinestetik. Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’
(membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.

Peranan Seorang Guru. Agar pelaksanaan Pakem berjalan sebagaimana diharapkan, John B. Biggs and Ross Telfer, dalam bukunya “The Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa:

1.
Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
2.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan,
3.
Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide serta gagasan mereka,
4.
Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
5.
Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
6.
Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
7.
Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,
8.
Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
9.
Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
10.
Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
11.
Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa.
12.
Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam.

Selanjutnya bentuk-bentuk pertanyaan yang dapat menggugah terjadinya ”pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan” (Pakem), bisa diterapkan antara lain dalam salah satu kegiatan belajar kelompok (studi kasus). Menurut Wassermen (1994), pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan pemikiran yang dalam untuk sebuah solusi atau yang bersifat mengundang, bukan instruksi atau memerintah. Misalnya dengan menggunakan kata kerja : menggambarkan, membandingkan, menjelaskan, menguraikan atau dengan menggunakan kata-kata: apa, mengapa atau bagaimana dalam kalimat bertanya. Berikut adalah beberapa contoh bentuk pertanyaan yang bisa memberikan respon kreatif terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1.
Jelaskan bagaimana situasi ini bisa ditangani secara berbeda ?
2.
Bandingkan situasi ini dengan situasi sekarang !
3.
Ceriterakan contoh yang sama dengan pengalaman Anda sendiri !

Para siswa bisa juga diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang nampaknya sesuai dengan semua skenario. Contoh pertanyaan-pertanyaan berikut dapat memprovokasi siswa untuk berpikir tentang kasus yang dibahas.

1.
Apa yang Anda bayangkan sebagai kemungkinan dari akibat tindakan tersebut ?
2.
Dengan melihat kebelakang, bagaimana Anda menilai diri Anda sendiri ?
3.
Dengan mengatakan yang sesungguhnya, apa kesimpulan Anda tentang isu penting itu ?

Proses pembelajaran akan berlangsung seperti yang diharapkan dalam pelaksanaan konsep Pakem jika peran para guru dalam berinteraksi dengan siswanya selalu memberikan motivasi, dan memfasilitasinya tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif, membantu dan mengarahkan siswanya untuk mengembangkan bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana. Perlu dicatat bahwa tugas dan tanggung jawab utama para guru dalam paradigma baru pendidikan ”bukan membuat siswa belajar” tetapi ”membuat siswa mau belajar”, dan juga ”bukan mengajarkan mata pelajaran” tetapi ”mengajarkan cara bagaimana mempelajari mata pelajaran”. Prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan: ”Jangan meminta siswa Anda hanya untuk mendengarkan, karena mereka akan lupa. Jangan membuat siswa Anda memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa mengingat. Tetapi yakinkan siswa Anda untuk melakukannya, pasti mereka akan mengerti”.

Penilaian Hasil Belajar. Sebuah pertanyaan untuk direnungkan. Apakah sebuah ”Penilaian Mendorong Pembelajaran ?” atau apakah ”pembelajaran itu untuk mempersiapkan sebuah tes ? ” atau apakah ’Pembelajaran dan Tes’ tersebut dilakukan guna mendapatkan pengakuan tentang kompetensi yang diperlukan siswa atau sekolah? Dalam pelaksanaan konsep Pakem, penilaian dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa, baik itu keberhasilan dalam proses maupun keberhasilan dalam lulusan (output). Keberhasilan proses dimaksudkan bahwa siswa berpartisipasi aktif, kreatif dan senang selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan lulusan (output) adalah siswa mampu menguasai sejumlah kompetensi dan standar kompetensi dari setiap Mata Pelajaran, yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Inilah yang disebut efektif dan menyenangkan. Jadi, penilaian harus dilakukan dan diakui secara komulatif. Penilaian harus mencakup paling sedikit tiga aspek : pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini tentu saja melibatkan Professional Judgment dengan memperhatikan sifat obyektivitas dan keadilan. Untuk ini, pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) merupakan pendekatan penilaian alternatif yang paling representatif untuk menentukan keberhasilan pembelajaran Model Pakem.

Media dan bahan ajar. ”Media dan Bahan Ajar” selalu menjasi penyebab ketidakberhasilan sebuah proses pembelajaran di sekolah. Sebuah harapan yang selalu menjadi wacana di antara para pendidik/guru kita dalam melaksanakan tugas mengajar mereka di sekolah adalah tidak tersedianya ’media pembelajaran dan bahan ajar’ yang cukup memadai. Jawaban para guru ini cukup masuk akal. Seakan ada korelasi antara ketersediaan ’media bahan ajar’ di sekolah dengan keberhasilan pembelajarn siswa. Kita juga sepakat bahwa salah satu penyebab ketidakberhasilan proses pemblajarn siswa di sekolah adalah kurangnya media dan bahan ajar.

Kita yakin bahwa pihak manajemen sekolah sudah menyadarinya. Tetapi, sebuah alasan klasik selalu kita dengar bahwa ”sekolah tidak punya dana untuk itu”!.

Dalam pembelajaran Model Pakem, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengaksesnya. Tanpa merendahkan sifat dan nilai multimedia elektronik, para guru dapat memilih dan merancang media pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik, tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

Dalam kesempatan melakukan studi banding di Jerman, saya melihat bagaimana seorang guru fisika di sebuah Sekolah Kejuruan (Berlin) menggunakan alat peraga simulasi (Holikopter) yang dibuat dari kertas karton yang diapungkan didepan kelas dengan menggunakan sebuah blower untuk memudahkan para siswa dalam memahami prinsip-prinsip yang berkaitan dengan mata pelajaran fisika tersebut. Proses pembelajarannya mudah dipahami dan sangat menyenangkan. Media simulasi ini tidak dibeli sudah jadi, tetapi dirancang oleh seorang guru mata pelajaran fisika itu sendiri. Saya kira inilah yang disebut guru yang kreatif. Jadi, model
’pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan’, atau yang kita sebut dengan PAKEM itu tidak selalu mahal. Unsur kreatifitas itu bukan terletak pada produk/media yang sudah jadi, tetapi lebih pada pola fikir dan strategi yang digunakan secara tepat oleh seorang guru itu sendiri dalam merancang dan mengajarkan materi pelajarannya.

Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah karakteristik dan modalitas gaya belajar individu peserta didik, seperti disebutkan dalam pendekatan ’Quantum Learning’ dan Learning Style Inventory’. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik tersendiri guna merangsang proses pembelajaran yang menyenangkan. Sementara ini media pembelajaran yang relatif cukup representatif digunakan adalah media elektronik (Computer - Based Learning). Selanjutnya skenario penyajian ’bahan ajar’ harus dengan sistem modular dengan mengacu pada pendekatan Bloom Taksonomi. Ini dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang terstruktur, dinamis dan fleksibel, tanpa harus selalu terikat dengan ruang kelas, waktu dan/atau guru. Perlu dicatat bahwa tujuan akhir mempelajari sebuah mata pelajaran adalah agar para siswa memiliki kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam Standar Kompetensi (baca Kurikulum Nasional). Untuk itu langkah/skenario penyajian pembelajarn dalam setiap topik/mata pelajaran harus dituliskan secara jelas dalam sebuah Modul. Dengan demikian diharapkan para siswa akan terlibat dalam proses pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dan bermakna (Meaningful Learning).

Senin, 01 Desember 2008

We Are The Best


Conggratulation for Cerdas Cermat Budaya Betawi and Marawis SMK Negeri 54 Jakarta

Grup Marawis SMK Negeri 54 Jakarta di penghujung bulan November 2008 ini berhasil menorehkan prestasinya sebagai Juara I Lomba Marawis Tingkat SMA/SMK wilayah Jakarta Pusat. Disamping itu juga menjadi Juara cerdas cermat Budaya Betawi untuk juara 2, juara 3, dan juara harapan I tingkat wilayah Jakarta Pusat.
Conggratulation...!!! untuk para guru pembina dan juga Bang Urip Arphan !

Foto :(kika)Drs. Yos Mandala HP (Kepsek ), Bang Urip Arfhan ( pembina sanggar budaya Betawi SMKN 54 Jakarta), H.Abdullah Ateng, BA ( Pembina Marawis ) enjoy menikmati pagelaran seni siswa-siswa SMKN 54 Jakarta dalam kegiatan pentas seni budaya.

Birthday for all teachers

Puisi : Untuk Para Pejuang Laskar Pelangi

" Hymne Guru Untuk Indonesia "

25 November prasasti kelahiran buat guru
Mengikrarkan eksistensinya di bumi Indonesia
Masih terngiang di telinga Saya
Pelajaran geografi di masa itu
Bahwa desa dan kampung Saya adalah bagian
dari suatu bangsa
Bangsa yang bernama " Indonesia "
Negara yang bernama " Indonesia "
Yang menjadikan pejuang mendidik anak bangsanya
" Sebatas kegetiran, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa "
Seorang guru tidak membedakan mana anak negeri dan mana anak swasta
Mereka adalah anak-anak Indonesia...
Yang lahir dari rahim ibunda Pertiwi
Mereka tidak memilih untuk lahir menjadi anak Indonesia
Dan Tuhan masih percaya, bahwa Indonesia
masih mampu menjalankan amanah-Nya
untuk mendidik hamba-hamba-Nya
menjadi manusia yang bertaqwa dan beriman...

Indonesia adalah bagian dari desa Saya
Dimana masih adanya anak-anak negeri ini
yang tidak mendapatkan pendidikan semestinya
Karena biaya masuk masih mahal...
Karena biaya buku lebih mahal untuk didapatkan
Karena sebagian mereka tidak mengharapkan rakyat negeri ini pintar
"Loh koq gitu..", karena kalau rakyat negeri ini pintar
Tentunya mereka tidak akan dapat seenaknya menelan anggaran
sampai kekenyangan, bahkan sampai muntah..

Dulu anggota laskar pelangi mengatakan...
"Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku..."
Kini anggota laskar spongebob, laskar doraemon,dan laskar play station
mengatakan bahwa bakti guru hanya terukir di dalam pegadaian

Indonesia adalah bagian dari kampung halaman Saya
Karena masih ada perbedaan kesejahteraan guru negeri guru swasta
Karena masih ada keterpaksaan mereka hanya sekedar menjadi guru
Sekedar mengajar dan bukan mendidik
Dan hanya sekedar menemani siswa menghabiskan hari-harinya tanpa makna
Membangun potensi bangsa
Adalah membangun budaya...

Membangun budaya adalah membangun kedisiplinan
Membangun kedisiplinan adalah mulai membangun diri sendiri
Untuk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain
Menghargai waktu dan menghargai jasa para pejuang bangsa

Pada perenungan Saya yang terbatas
Masih Saya berharap bahwa suatu saat nanti
Indonesia bukanlah bagian dari kampung halaman Saya
Tetapi kampung halaman Saya adalah bagian dari suatu bangsa yang besar
Bangsa ...Indonesia
Disegani dan dihargai dunia, karena kualitas rakyatnya. Amin

Selasa, 25 November 2008

HEADLINE NEWS

PIMPINAN DAN STAF SMK NEGERI 54 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Kepala Sekolah : Drs. Iswandy
Waka.Bid.Kurikulum : Suryanto,S.Pd
Waka.Bid. Kesiswaan : Drs. Heman Mandraharja
Waka.Bid.Humas/Hubin : Drs. Darwin Hendarto
Waka.Bid.SaranaPrasarana : Drs. Ig. Dalimunte
Waka.Bid. Manajemen Mutu : Drs. Suhardi

Ka.Subag Tata Usaha : Suparjo
Ka.Prog.Keahlian otomotif : Didik Krisdiyatmo, S.Pd
Waka.Prog.Keahlian otomotif : Nofliardi, S.Pd
Ka.Prog.Keahlian Tek.Pendingin Tata Udara : Widyo Sundomo, S.Pd
Ketua Pokja PSG : Sumarjoto, S.Pd
Ketua Pokja BKK : Dr. Nubrawi S
Ketua BP/BK : Drs. Sucipto
Kepala Perpustakaan : Drs. Marijo
Ketua Unit Produksi : Sahabat Bancin, S.Pd
Pembina OSIS : Drs. Hertony, Dra. Anita S,
Hj.Kurniasih,S.Pd, Yosia N, S.Th
Drs. Wahid Kurniawan

Artikel.3

PENTINGNYA PEMBINAAN DAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI
Oleh : Ellen

Sejalan dengan laju dan perkembangan pelaksanaan pembangunan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan dan persaiangan di era globalisasi, era liberalisasi perdagangan dan juga tantangan dalam menghadapi era informasi dan reformasi di segala bidang. Oleh karenanya dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan tugas-tugas pembangunan merupakan suatu tantangan yang sangat berat didalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah merupakan aparatur pemerintah yang berperan selaku abdi negara dan abdi masyarakat serta sebagai pemikir, perencana, penggerak partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan proses pembangunan. Dan juga sekaligus sebagai pengendali dan pengawas pelaksanaan pembangunan itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan pembangunan nasional dan mewujudkan cita-cita bangsa bernegara sesuai dengan yang diamanatkan di dalam UUD 1945, maka sudah pasti diperlukan aparatur pemerintahan yang dapat diarahkan dapat menjamin penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan serta dapat menjamin pelaksanaan pembangunan yang berdayaguna dan berhasil guna. Dan kaitannya dalam menciptakan kondisi yang demikian maka perlu dilakukan pembinaan pegawai. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah di dalam pembinaan Peagawai Negeri Sipil ( PNS ) diantaranya adalah meliputi penertiban dan pembinaan struktur, prosedur kerja, kepegawaian, maupun sarana dan fasilitas kerja. Sehingga dengan upaya ini diharapkan akan terbentuk aparatur pemerintahan yang ampuh, berwibawa, kuat, berdaya guna dan berhasil guna, bersih, penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, Negara, dan pemerintah.
Faktor manusia dalam suatu organisasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Kemajuan teknologi dan keberhasilan pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini telah menghasilkan manusia yang dari segi pendidikan dapat dikatakan telah memadai dan semakin kritis dalam menghadapi berbagai situasi dan peranan yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah. Oleh karenanya aparatur pemerintah tidak dapat lagi memandang masyarakat yang dilayaninya hanya sekedar sebagai obyek semata yang hanya menerima saja apapun yang dilakukan dan diberikan oleh aparatur pemerintah. Namun lebih dari itu, dengan kondisi dewasa ini, maka msayarakat harus dianggap sebagai subyek yang dapat dijadikan mitra, dengan ikut memberikan kesemptan untuk ikut berpartisipasi dan berprakarsa dalam pembangunan.
Dan melalui pembinaan dan penerapan disiplin kerja yang terus dilakukan, maka diharapkan kondisi kerja aparatur pemerintah yang profesional, produktif, efektif, dan efisien dapat diwujudkan. Strategi yang dilakukan melalui penerapan disiplin kerja pegawai ini merupakan suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan bersama yang tertib, teratur, yang merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perkembangan. Disiplin tidak akan timbul dengan sendirinya. Disiplin itu sendiri harus dididik dan ditanamkan dan ditindak lanjuti dengan ketegasan dan komitmen yang tinggi. Dalam menentukan disiplin pada seseorang pegawai dapat dilakukan dengan tiga (3) pendekatan yang menjadi metode penanaman disiplin, yaitu :
a. Menciptakan suatu kondisi, sehingga orang mau tidak mau melaksanakan aturan dan peraturan yang telah ditetapkan.
b. Mempengaruhi seseorang dengan memberikan penjelasan yang memberikan gambaran, manfaat, kebaikan dan kehebatan disiplin, dengan cara memberikan janji-janji atau gambaran yang hebat bila disiplin tersebut diselenggarakan dengan baik dan konsekuen.
c. Dengan cara membiasakan diri.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 54 Jakarta sebagai salah satu bagian dari organisasi pemerintahan daerah yang berada dalam ruang lingkup di sektor pendidikan sudah tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal ini para siswa dan orang tua siswa secara profesional, produktif, efektif, dan efisien. Dan hasil ketercapaian dari proses kerja ini akan terukur dengan keberhasilan meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Disiplin kerja yang baik yang diterapkan dan dilaksanakan oleh para pegawai ( pegawai Tata Usaha dan Tenaga Pengajar ) di lingkungan SMK Negeri 54 Jakarta akan memberikan kontribusi yang sangat besar di dalam upaya pencapaian tujuan kependidikan di SMK Negeri 54 Jakarta. Dan sebaliknya jika penerapan disiplin kerja tidak berjalan dengan baik, sudah dapat dipastikan pelaksanaan pendidikan yang diharapkan tidak akan berjalan dengan baik. Penerapan disiplin kerja pegawai di SMK Negeri 54 Jakarta bertujuan dalam rangka untuk melaksanakan pembinaan perilaku dan pola kerja pegawai. Sehingga dari kegiatan ini akan dapat terwujud suatu tatanan kegiatan yang didasarkan pada aturan dan norma yang berlaku di dalam lingkungan organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah.

Artikel.2

PENERAPAN METODE MENGAJAR YANG BAIK PADA MATA PELAJARAN PKNS
Oleh : Heri Herawati, S.Pd

Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang mencintai tanah air dan bangsa sendiri, tetapi tetap menghormati bangsa-bangsa lain di dunia. Rasa kebangsaan akan terbentuk dengan dua unsur yaitu secara obyektif dan secara subyektif. Unsur obyektif adalah suatu kesamaan bahasa, agama, tradisi, sejarah atau letak geografis tempat tinggal yang sama. Sedangkan unsur subyektif adalah suatu kehendak dan keinginan tentang adanya tujuan bersama untuk membentuk suatu negara, yaitu negara kesatuan Republik Indonesia.
Martabat dan harga diri suatu bangsa merupakan kedudukan yang terhormat di kancah pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Suatu bangsa akan memiliki martabat dan harga diri yang baik apabila bangsa itu telah merdeka dan memiliki keunggulan-keunggulan, diantara keunggulan itu seperti di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, prestasi oleh raga, kedisplinan warga negaranya, memiliki etos kerja yang baik, dan tingkat kesejahteraan rakyat yang tinggi. Disamping itu juga memiliki tingkatan harkat kemanusiaan serta kedudukan yang terhormat.
Bangsa yang besar dan maju selalu tidak terlepas dengan peningkatan kualitas hasil pendidikannya. Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia adalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan brtaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepibadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Di lain itu Pendidikan Nasional mengupayakan untuk mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Untuk itu dalam pelaksanaannya dikembangkan iklim belajar dan mengjar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri serta sikap dan prilaku yang inovatif dan kreatif pada diri peserta didik. Dengan demikian Pendidikan Nasional diharapkan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan dan kemajuan bangsa.
Dalam menjalankan fungsinya, pendidikan berstandar pada dua dimensi asasi, yaitu tabiat individu dan lingkungan sosial. Kepribadian individu tidak lain merupakan hasil interaksi antara tabiat ( nature ) kemanusiaannya dengan faktor-faktor lingkungannya. Dalam pengertian, bahwa tingkah laku manusia merupakan produk interaksi antara tabiat dan lingkungan sosialnya yang juga merupakan karakteristik dari proses pendidikan. Tanpa adanya interaksi tersebut, pendidikan tidak akan dapat berfungsi dengan baik. Oleh karenanya di dalam kepribadian manusia dan lingkungan sosial perlu adanya hubungan timbal balik yang baik dan elstis untuk memungkinkan terjadinya pembentukan kepribadian manusia secara benar.
Sebagai bagian dari pelaksana sistem pendidikan nasional, pendidikan menengah kejuruan ( SMK ) merupakan tingkatan pendidikan yang berada pada jenjang pendidikan menengah atas yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didiknya untuk dapat siap kerja dalam bidang kerja tertentu sesuai dengan pengkajian dan pendalaman program studinya serta kemampuan untuk dapat beradaftasi di lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat, mampu memanfaatkan peluang kerja serta mengembangkan kemampuan dan kecakapan dirinya untuk bekal dikemudian hari.
Penerapan yang dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional guna mewujudkan ketercapaian tujuan tersebut diimplemantasikan pada kurikulum untuk SMK edisi tahun 2004 yang mengacu dan memperhatikan pada tahap perkembangan siswa dan kesesuaian jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Hal ini bertitik tolak dari landasan ekonomis kurikulum SMK edisi tahun 2004 pada buku Bagian I yang dijelaskan sebagai berikut :
“ Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang langsung dapat bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, dengan demikian pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. “

Guna menyiapkan kondisi peserta didik menjadi manusia produktif yang selalu siap dengan kebutuhan dunia kerja, maka di dalam pelaksanaan proses pembelajarannya atau pendidikan mengacu kepada berbagai aspek pendidikan. Tidak saja dari aspek ketrampilan ( psikomotorik ) semata, namun juga harus mengacu pada aspek pengetahuan ( knowledge ) dan aspek sikap ( attitude ). Berbagai aspek kompetensi ini sangat penting diberikan dengan harapan tidak saja dihasilkan manusia-manusia yang terampil saja, namun juga memiliki kecerdasan, kecakapan, dan sikap-sikap yang terpuji sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan masayarat dan negaranya.
Materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah ( PKnS ) pada pelaksanaan kurikulum SMK edisi tahun 2004 merupakan gabungan dari dua mata pelajaran aspek normatif antara Pendidikan Pancasila Kewarganegaran ( PPKn ) dan Sejarah yang disusun dengan tujuan untuk memberikan pengenalan, pemahaman dan pengamalan siswa tentang hakikat wawasan kebangsaan yang ruang lingkupnya memenuhi hakikat wawasan kebangsaan yang berkaitan dengan kepentingan peserta didik / siswa di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerjanya. Dengan mengenal dan memahaminya secara benar diharapkan siswa dapat menjadikan acuan dalam kehidupan sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku. Selain itu siswa atau peserta didik juga dituntut untuk dapat lebih kreatif dan luas pengetahuannya agar lebih dapat mengembangkan sikap yang tepat di masa depan serta memiliki kesadaran diri sebagai warga negara yang bertanggung jawab atas masa depan bangsanya.
Berdasarkan tuntutan tersebut, maka guru yang berfungsi dan berperan sebagai pendidik, fasilitator, motivator dan juga seorang organisator sudah tentu harus mampu menciptakan dan mengupayakan suatu proses interaksi proses pembelajaran dan pelatihan yang tidak saja membngkitkan motivasi dan keinginan untuk belajar namun juga mampu mewujudkan proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif, inovatif, berpikir kreatif, dan berkualitas. Strategi pembelajaran yang diimplemantasikan melalui penerapan metode belajar adalah kemampuan seorang guru dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Mata pelajaran PKnS yang diselenggarakan di tingkat SMK merupakan salah satu mata pelajaran aspek normatif yang menjelaskan tentang konsep-konsep ilmu pengetahuan secara verbalisme, juga meningkatkan dan mengembangkan daya kreatifitas berpikir peserta didik. Oleh karenanya bagaimana mengupayakan siswa memiliki motivasi dan keinginan siswa untuk belajar dan berpikir kreatif dalam upaya mewujudkan ketercapaian hasil belajar yang diharapkan, maka seorang guru harus mampu melaksanakan strategi pembelajaran atau penerapan metode belajar yang efektif dan berkualitas.
Disadari bahwa penerapan metode belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisi baik secara internal maupun eksternal. Namun dibalik adanya kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing strategi pembelajaran sudah semestinya ada yang lebih efektif, efisien dan berkualitas.
Aspek normatif pada mata pelajaran PKnS di tingkat II, khususnya pada jurusan atau program studi Teknik Listrik tidak saja sekedar mengembangkan dan meningkatkan aspek pengetahuan semata, namun juga diharapkan siswa mampu untuk berpikir inovatif, kritis dan juga kreatif sehingga dapat terjadinya interaksi belajar yang positif antara peserta didik dan pendidik dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu diharapkan juga realisasi perwujudan bentuk sikap, tindakan, dan tingkah laku ( affektif ) yang mampu ditampilkan oleh siswa pada kehidupan sehari-harinya, selaku mahluk individu maupun mahluk sosial. Bertitik tolak dari tujuan yang diharapkan itu penerapan metode diskusi dalam pembelajaran mata pelajaran PKnS memiliki kekuatan dan kebaikan dibandingkan dengan penerapan metode belajar yang lain, salah satunya metode belajar kelompok.
Terjadi fenomena bahwa mata pelajaran PKnS yang disampaikan di kelas terkesan hanya sebagai kelengkapan pencapaian nilai kelulusan semata, dan kurang mampu menjadi tolak ukur dan aktualisasai dari pelaksanaan sikap dan prilaku yang diharapkan oleh sekolah dalam kehidupan siswa sehari-hari. Salah satu faktor terjadinya kondisi pemikiran yang demikian yang dipahami oleh peserta didik, oleh karena kurangnya kemauan dan kemampuan guru untuk berimprovisasi dengan penerapan berbagai metode pembelajaran yang ada guna membangkitkan motivasi dan keinginan siswa tidak saja untuk hadir namun juga berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan pola berpikir kreatifnya. Disadari bahwa guru yang baik dan profesional adalah guru yang mampu melaksanakan proses pengajaran yang dapat dimengerti siswa, membangkitkan keinginan belajar siswa serta siswa dapat turut berperan aktif dalam pelaksanaan proses interaksi belajar di kelas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah.
Pada kesempatan ini dan dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis ingin meneliti tentang adanya dugaan sementara ( hipotesa ) bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PKnS pada tingkat II program studi teknik elektro ( teknik listrik ) penerapan metode diskusi dan metode belajar kelompok memiliki perbedaan terhadap nilai hasil belajar siswa. Dan terdapat kecenderungan penerapan metode diskusi pada mata pelajaran PKnS ini berpengaruh positif dibandingkan dengan penerapan metode belajar kelompok. Dalam pengertian bahwa penerapan metode diskusi pada pembelajaran mata pelajaran PKnS mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap nilai hasil belajar siswa maupun tujuan pembelajaran. Pernyataan ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Moh. Ali, yaitu :
“ Bahwa metode diskusi dapat disesuaikan dengan cara belajar siswa aktif, yang pada hakikatnya merupakan suatu konsep dalam mengembangkan keaktifan proses belajar baik dilakukan guru maupun siswa di dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. “

Berkenaan dengan pernyataan ini dan dugaan sementara, maka dalam penelitian ini penulis ingin membuktikan bahwa penerapan metode diskusi mampu memberikan pengaruh yang positif dan lebih baik bagi ketercapaian tujuan belajar dan terutama terhadap nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKnS dibandingkan dengan penerapan metode belajar kelompok.

Artikel

PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA SMK
Oleh : Hj. Rosda Achmad, S.Pd

Ketika menjalankan fungsinya, pendidikan bersandar pada dua dimensi asasi, yaitu tabiat individu dan lingkungan sosialnya. Kepribadian individu berkembang dan terbentuk tidak lain merupakan hasil dari terjadinya interaksi antara tabiat (nature) kemanusiaannya dan factor-faktor lingkungan artinya, tingkah laku atau dapat di katakan kepribadian seseorang merupakan produk interaksi antara tabiat dan lingkungan sosialnya. Hal ini merupakan karakteristik proses pendidikan, tanpa adanya interaksi tersebut pendidikan tidak akan dapat berfungsi sebagai mana mestinya, oleh sebab itu di dalam pembentukan kepribadian seseorang perlu ada fleksibilitas dan elastisitas yang memungkinkan terjadinya pembentukan kepribadian seseorang secara benar.
Proses humanisasi dilakukan oleh pendidikan terkadang dapat menjadi sulit atau menjadi mudah akibat adanya faktor-faktor yang disebabkan oleh lingkungan sosial seseorang hubungan yang berlaku antar manusia, baik antar individu maupun antar kelompok, tingkat ke harmonisan yang di rasakan oleh masyarakat serta tingkat kemampuan lingkungan untuk merealisasikan berbagai kebutuhan individu, semuanya dapat mempermudah dan mempersulit proses pendidikan yang di terima dan dialami oleh seseorang.
Hery Noer Aly dan H. Munzier S ( 2000 : 176 ) berpendapat, “ bahwa infleksibilitas lingkungan sosial berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian.” Adapun yang dimaksud dengan infleksibilitas lingkungan adalah sejauh mana lingkungan bertentangan dengan kebutuhan dan tuntutan pribadi seseorang. Seseorang atau individu manusia akan hidup dalam kondisi harmonis bersama lingkungannya baik didalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, bila selama lingkungan itu mampu memenuhi kebutuhannya, baik psikis maupun fisik. Namun apabila lingkungan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi ketidakharmonisan antara seseorang dan lingkungannya, implikasinya seseorang akan berusaha dengan segala kemampuannya untuk mengembalikan keharmonisan tersebut atau mungkin mengabaikannya.
Pendidikan secara umum disadari merupakan urat nadi kehidupan seseorang dan masyarakatnya. Sebesar apapun yang telah diberikan oleh pendidikan, maka akan sebesar itu pula nilainya didalam mendidik seseorang dan dalam membentuk kepribadiannya. Ada anggapan dasar bahwa kerja sama antara keluarga dan sekolah merupakan urgensi kependidikan dan keduanya berintegrasi saling melengkapi dan menguatkan.
Keluarga merupakan pusat pendidikan pertama yang di terima oleh seseorang sebagai wadah seorang anak berinteraksi dan memperoleh kehidupan emosionalnya. Keutamaan ini membuat keluarga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap anak, terutama peran dan fungsi orang tua. Keharmonisan orang tua yang tercipta didalam kehidupan rumah tangga dalam menjalankan fungsi dan perannya terhadap anak akan sangat membantu dalam upaya membentuk kepribadian seorang anak. Kegagalan yang terjadi pada orang tua didalam menjalankan peran dan fungsinya terhadap anak akan cenderung menimbulkan permasalahan terhadap proses pendidikan yang di jalaninya atau pembentukan kepribadiannya.
Terjadinya perceraian orangtua didalam keluarga merupakan salah satu bentuk kegagalan orang tua didalam menjalankan dan membina fungsi dan perannya di dalam keluarga yang pada akhirnya berimbas terhadap anak. Konflik perceraian orang tua yang terjadi di dalam keluarga cenderung menempatkan anak dalam situasi yang membuat kepribadian mereka menjadi terpecah. Kehilangan rasa aman dan tentram serta terjerembab dalam kebingungan dan keterlantaran, dengan situasi dan kondisi yang demikian membuat seorang anak akan berlindung pada apa yang disebut “dalih melarikan diri” yang terkadang bertindak dan bertingkah menuntut sikap dan perhatian orang lain.
Dari beberapa sumber kepustakaan yang penulis dapatkan, diketahui bahwa terjadinya kasus-kasus perceraian orang tua dalam rumah tangga atau keluarga disebabkan atas berbagai faktor dan keadaan, antara lain sebagai berikut:
1) Faktor eksternal ( sebab kematian ), atau perceraian yang terjadi karena kematian atau salah satu dari kedua orang tua meninggal, sehingga terjadi orang tua menjadi berperan ganda sebagai seorang ayah sekaligus seorang ibu, sehingga dalam menjalankan fungsinya kurang memperhatikan hal-hal yang diperlukan oleh anak seperti kasih sayang dan perhatian. Hal ini biasanya menyebabkan seorang anak merasa kehilangan kasih sayang dan perhatian dari salah satu orangtua nya mungkin ayah atau ibunya.sehingga sikap kepribadian si anak atau siswa cenderung menuntut keinginan dari orang lain untuk memberikan perhatian kepadanya.dan bila itu dialami siswa,cenderung menimbulkan masalah di dalam kegiatan belajar di sekolah.
2) Faktor internal keluarga, dimana terjadinya perceraian orang tua karena perselingkuhan atau salah satu orang tua menikah lagi
3) Faktor internal yang lainnya adalah perceraian orang tua terjadi karena tidak dapat menjalankan fungsi dan perannya di dalam keluarga.
Dampak yang terlihat akibat terjadinya perceraian orang tua di dalam rumah tangga karena alasan di atas bagaimanapun juga akan memberikan dampak yang kurang baik bagi si anak. Kondisi yang demikian akan menyebabkan terbentuknya apa yang disebut dengan istilah keluarga tiri. Keluarga tiri yang terbentuk akibat terjadinya perceraian orang tua, sebenarnya dapat dikatakan masih menjadi anggota dari suatu keluarga. Namun yang terjadi, kebanyakan orang tua yang menikah lagi atau berperan ganda harus terlibat dengan pembinaan dua bagian keluarga, yaitu keluarga tiri dan keluarga yang diceraikannya atau berperan ganda dalam menjalankan fungsinya sebagai orang tua. Akibat kondisi yang demikian anak akan mengalami kesulitan di dalam mengatur hubungan baru dengan orang tua mereka sendiri, sehingga sikap yang timbul pada diri anak kebanyakan menunjukkan ketidak pedulian terhadap segala usaha orang tua mereka. Hal ini sudah tentu akan mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian atau karakter si anak tidak saja di lingkungan keluarganya, namun juga di lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolahnya.
Dalam kehidupan rumah tangga dikenal istilah manajemen rumah tangga yang merupakan suatu proses pengaturan yang terjadi dari sejumlah aktivitas-aktivitas rumah tangga sebagai upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan dalam kehidupan seseorang atau kehidupan keluarga. Pelaksanaan manajemen rumah tangga yang baik akan memiliki kemampuan melihat sumber-sumber kesalahan atau masalah dan segala kelemahannya serta mampu pula mencari jalan pemecahannya. Keluarga yang dapat menjalankan manajemen rumah tangga secara baik dan benar akan dapat menjadikan suatu keluarga yang kokoh.
Mengutip pendapat dari Ratna Megawangi ( 2004 : 64 ) dikatakan, “ Bahwa keluarga kokoh adalah keluarga yang dapat menciptakan generasi-generasi penerus yang berkualitas, berkepribadian kuat, sehingga menjadi pelaku-pelaku kehidupan masyarakat, dan akhirnya membawa kejayaan bangsa.”
Pemecahan masalah-masalah yang terjadi di dalam kehidupan berumah tangga atau keluarga ini sangat penting dimiliki, oleh karena sering terjadi timbulnya kesalahpahaman atau benturan-benturan antara anggota keluarga terutama pada orang tua, suami atau istri. Oleh karenanya diperlukan kemampuan untuk melihat dan menilai mana yang salah dan mana yang benar. Kemudian melakukan kebijaksanaan untuk menggulanginya sedini mungkin. Diketahui bahwa segala perilaku orang tua dan pola asuh yang diterapkan di dalam keluarga pasti berpengaruh dalam pembentukan kepribadian atau karakter seorang anak.
Adapun perilaku yang diterima oleh anak akibat permasalahan dalam rumah tangga ini menyangkut tentang bagaimana kasih sayang, sentuhan, kelekatan emosi ( emotional bonding ) orang tua terutama ibu, serta penanaman nilai-nilai agama maupun yang berlaku di masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian.
Ada beberapa hambatan-hambatan yang sering terjadi di dalam rangka membina suatu manajemen rumah tangga yang baik, diantaranya adalah :
1.Suami atau istri sangat tertutup dan tidak terbuka dalam penerimaan masalah
2.Anggota keluarga tidak suka bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah yang terjadi
3.Suka menyembunyikan sesuatu pemberian kepada keluarga suami ataupun istri
4.Adanya campur tangan orang tua baik dari pihak suami atau istri yang terlalu jauh
5.Suka menyinggung perasaan anggota keluarga, baik anak, suami maupun istri dan sering melontarkan dan terbiasa bersikap dan berkata kasar
6.Istri atau suami yang terlalu pencemburu
Hambatan-hambatan itu bila tidak diselesaikan, terkadang dapat menjadikan konflik dalam rumah tangga yang ujungnya dapat memutuskan hubungan atau ikatan tali pernikahan kedua orang tua. Diketahui bahwa perkawinan pada dasarnya adalah mempertemukan dua orang yang berlainan jenis dari lingkungan asalnya yang berbeda, yang juga dengan latar belakang adat, kebiasaan, watak, pribadi, pola asuh dalam keluarga dan pendidikan serta dengan harapan dan keinginan masing-masing yang berbeda. Melalui perkawinan mereka sepakat untuk mempertemukan segala perbedaan-perbedaan itu menjadi suatu kesatuan yang padu dalam rangka membina keluarga yang bahagia dan sejahtera. Oleh karenanya semakin banyak persamaan yang dimiliki diantara pasangan itu, maka semakin mudah mereka menciptakan keharmonisan dalam keluarga.
Terjadinya beberapa masalah atau kasus yang dialami para siswa di sekolah, khususnya di SMK NEGERI 52 Jakarta, salah satunya karena akibat faktor terjadinya konflik di dalam keluarga atau orang tua. Beberapa data yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa anak-anak yang bermasalah di sekolah umumnya disebabkan karena terjadinya permasalahan di dalam keluarga. Masalah perceraian orang tua dalam rumah tangga atau masalah lainnya yang terjadi di dalam keluarga yang pada akhirnya dirasakan oleh anak atau siswa, umumnya akan terbias didalam aktivitasnya di sekolah. Beberapa permasalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh siswa bermasalah diantaranya adalah karena terlibat kasus kriminal, perkelahian/kenakalan biasa, keresahan, dan lain sebagainya. Kondisi yang demikian jika tidak ditangani baik oleh orang tua selaku unsur dan pihak guru selaku unsur sekolah, maka akan dimungkinkan menyebabkan siswa semakin jatuh terjerumus pada permasalahan-permasalahan yang lebih besar lagi di kemudian hari.
kondisi yang terjadi ini, umumnya membawa pengaruh yang tidak baik, tidak saja bagi diri siswa, namun juga bagi nama baik keluarganya maupun sekolah sebagai contoh diantaranya adalah ; kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah, sulit untuk meningkatkan mutu, menyulitkan hubungan antara sekolah dengan institusi lain contoh hubungannya dengan dunia usaha atau dunia industri, dan adanya kecenderungan sekolah yang sering bermasalah selalu disalahkan.
Konflik yang dialami oleh siswa di lingkungan keluarga, sudah tentu akan dapat menghambat segala aktivitas maupun pembentukan dan perkembangan kepribadiannya di sekolah. Oleh karena Sekolah di dalam peranan dan fungsinya menjalankan dan melaksanakan proses pengajarannya mencakup berbagai aspek, tidak saja dari segi pencapaian kognitif ( pengetahuan ) maupun psikomotorik ( ketrampilan ), namun juga memiliki sasaran dan pencapaian tujuan aspek attitude ( sikap ) dan kepribadiannya. Lingkungan keluarga sesuai dengan alamnya adalah menyediakan bagi anak kesempatan untuk berkembang secara sehat jasmani dan rohaninya dalam suasana penuh rasa aman, dilindungi, disayangi, dan dicintai. Kegagalan keluarga dalam memberikan semua itu akan menyebabkan terjadinya situasi konflik pada diri anak.lantaran tidak atau kurang adanya rasa saling memiliki tentang eksistensinya didalam keluarga.dan kegagalan ini pada gilirannya akan membuat anak secara alami bersifat general, baik dalam pengambilan keputusan maupun pengalamannya pada proses pendidikan dan kepribadiannya.
Dengan demikian pengaruh itu akan berpindah kepada situasi lain yang semakin kusut dan kompleks. Salah satu alternatif yang di upayakan dalam mengatasi kepribadian anak atau siswa yang bermasalah akibat pengaruh perasaan orang tua didalam keluarga adalah dengan menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan keluarga, dan sekolah pada akhirnya harus mampu bekerja sama secara baik dan benar, serta saling membantu dalam mengkoordinasikan persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang terjadi pada diri anak secara bersama dan berupaya mencapai kesepakatan dalam berbagai hal yang berhubungan dengan pendidikan sebagai alternatif untuk menggapai dan meraih masa depannya yang lebih baik, tidak saja bagi kepentingan keluarganya namun juga bagi kepentingan tujuan kepentingan sekolahnya.
Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, pendidikan menengah kejuruan ( SMK ) merupakan pendidikan yang berada pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didiknya untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan pengkajian dan pendalaman program studinya serta kemampuan untuk dapat beradaftasi di lingkungan kerja maupun masyarakat, melihat peluang kerja dan mengembangkan dirinya di kemudian hari.
Guna memwujudkan tujuan dari pendidikan nasional, pada kurikulum SMK edisi tahun 2004 disusun dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.
Pada buku Bagian I kurikulum SMK edisi tahun 2004 tentang landasan ekonomis dijelaskan bahwa :
“Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang langsung dapat bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, dengan demikian pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja.”

Lembaga pendidikan SMK di dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan ( diklat ) atau pembelajaran berbagai program keahlian disesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan. Substansi atau materi yang diajarkan di SMK disajikan dalam bentuk berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan jamannya. Kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri/dunia kerja/asosiasi profesi. Kesemuanya itu tidak akan berhasil dengan baik secara optimal jika peranan keluarga sendiri tidak mendukung upaya-upaya untuk membantu perkembangan kepribadian dan keberhasilan pendidikannya dengan sekolah

Refleksi Diri

" IMPULSE "

"...Serangkaian do'a ingin kupanjatkan "
Kepada-Mu ya Illahi Robbi
Atas segala nikmat dan rahmat yang Kau Curahkan
kepada ku, hamba-MU yang rapuh
Rapuh akan kemilau dunia fana
Rapuh akan ambisi dan motivasi kefanaan

" Kutegakkan sholatku.."
Hanya keinginanku masih untuk
memenuhi kewajibanku Pada-MU
bukan semata kebutuhanku Pada-MU

"Ya Allah, segala kepunyaan-MU lapis langit ketujuh "
Segala kekuasaan-Mu seisi langit bertawaf menyebut Asma-MU
Berikan hamba-Mu yang rapuh ini
Lebih mengenal-Mu
Bahwa Engkau memang kekasih terbaik
Yang senantiasa merangkum kedukaanku
Menjagaku...disetiap langkah-langkahku

Berikanlah padaku kebersihan hati
Berikanlah padaku kebenaran sejati
Berikanlah padaku cahaya yang bersih
Karena hati ini masih sering terpesona
tentang segala keindahan fana yang ditawarkan dunia

Rabu, 22 Oktober 2008

Foto kegiatan sekolah








Foto : Kegiatan OSIS salah satunya Paskibra, pada acara HUT RI

Foto : kegiatan Unit Produksi Teknik Otomotif dalam membuat alat peraga engine stand sepeda motor 4 tak

Foto : Nofliardi, S.Pd ( guru otomotif )sedang menyampaikan tentang prosedur Tune Up Engine kepada peserta diklat ( Karang Taruna ) Dewan Kelurahan Serdang - Kemayoran ( 2007 )

Foto : Pelatihan pengoperasian mesin wheel balancing dari PT. Panca Jaya kepada para instruktur ( tim pengajar )otomotif ; guru pintar siswa pun ikut pintar

Foto : Bapak Aly Hendy dari PT. Astra Honda Motor ( AHM ), Sunter-Jakarta sedang menyampaikan hadiah kepada para juara skill contest otomotif tingkat kelas pada acara Pentas Seni dan Safety Riding AHM, 9 Juni 2007

Foto : Gubernur DKI Jakarta dalam kegiatan kunjungan pameran SMK, tampak dalam gambar ( berbaju biru ) ketua Program Keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara Drs. IG. Dalimunte
PELAKSANAAN METODE TEAM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN PRODUKTIF
Oleh : Suryanto, S.Pd

A. Latar Belakang
Salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pembangunan adalah tersedianya sumberdaya manusia ( SDM ) yang berkualitas, yakni memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan industri dan sektor-sektor lainnya. Keunggulan komparatif ( comparative advantage ) saja tidak cukup, dibutuhkan juga keunggulan kompetitif ( competitive advantage ) tenaga kerja yang akan memasuki persaingan pasar tenaga kerja. untuk menyiapkan SMK bertaraf nasional bahkan Internasional, tamatan SMK juga disiapkan untuk bisa bersaing dan mendapatkan pekerjaan tidak semata di dalam negeri namun juga di luar negeri dan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang datang dan ada di Indonesia. Berkaitan dengan kondisi dan kesiapan sekolah-sekolah menengah kejuruan yang ada saat ini, memang masih perlu ditingkatkan untuk mencapai kompetensi yang berkualifikasi nasional dan internasional.

Disadari bahwa asumsi dasar yang pertama dan utama sekali dalam membangun dan peradaban suatu bangsa adalah pembangunan yang dimulai dari individu-individunya, sebab tiap-tiap individu tersebut pada hakikatnya merupakan bagian-bagian terkecil dari entitas dan integritas suatu bangsa. Cita-cita luhur untuk membangun bangsa dan negara dalam segala aspek kehidupan terlebih dahulu adalah membangun pribadi dan mental, serta spiritual individu yang merupakan bagian terkecil dari suatu bangsa.

Komposisi ideal mengenai pembangunan adalah pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Konsepsi ini tentu saja memiliki implikasi bahwa harus ada keselarasan, keserasian, dan keseimbangan di samping adanya kebulatan tekad yang utuh dan tertuang dalam seluruh program dan aktifitas pembangunan yang sudah, sedang, dan akan berlangsung secara terarah dan terencana. Dengan demikian nantinya dapat dihasilkan individu-individu pembangunan yang tangguh, gigih, dan mandiri dalam segala aspek kehidupan baik jasmani maupun rohaninya.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah di dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah melalui pelaksanaan program pendidikan baik formal maupun non formal yang mengacu pada pencapaian tujuan pembelajaran dari segenap aspek pendidikan yang dilingkupinya, diantaranya aspek kognitif ( Pengetahuan ), attitude ( Sikap ), dan psikomotorik ( Ketrampilan ) secara terarah, terprogram, terencana, dan berkesinambungan sesuai dengan tuntutan jamannya. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UU SISDIKNAS ), penjelasan pada pasal 37 ayat 1, yaitu :
Bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat 1) pendidikan agama, 2) pendidikan kewarganegaraan, 3) bahasa, 4) matematika, 5) ilmu pengetahuan alam, 6) ilmu pengetahuan sosial, 7) seni dan budaya, 8) pendidikan jasmani dan olah raga, 9) ketrampilan kejuruan, dan 10) muatan lokal. Berdasarkan berbagai landasan tersebut di atas, pengembangan pendidikan dasar diharapkan dapat memberi arah pada peserta didik untuk menemukan jatidiri atau identitas sesuai dengan pribadinya masing-masing.”

Selain itu dalam pernyataan itu juga ditegaskan bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya. Hendaknya juga dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan setiap kebutuhan anak. Setiap tingkat usia anak membawa implikasi tugas dan perkembangan tertentu. Haruslah disadari bahwa setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan yang berbeda. Oleh karenanya pihak orang tua terutama pendidik haruslah kreatif di dalam mengakomodasi kegiatan pembelajarannya serta dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk kepentingan anak didik.

Sebagai bagian dari pelaksana sistem pendidikan nasional, pendidikan menengah kejuruan ( SMK ) merupakan tingkatan pendidikan yang berada pada jenjang pendidikan menengah atas yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didiknya untuk dapat siap kerja dalam bidang kerja tertentu sesuai dengan pengkajian dan pendalaman program studinya serta kemampuan untuk dapat beradaftasi di lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat, mampu memanfaatkan peluang kerja serta mengembangkan kemampuan dan kecakapan dirinya untuk bekal dikemudian hari.

Penerapan yang dilaksanakan dalam sistem pendidikan nasional guna mewujudkan ketercapaian tujuan tersebut diimplemantasikan pada kurikulum untuk SMK edisi tahun 2004 yang mengacu dan memperhatikan pada tahap perkembangan siswa dan kesesuaian jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Hal ini bertitik tolak dari landasan ekonomis kurikulum SMK edisi tahun 2004 pada buku Bagian I yang dijelaskan sebagai berikut :
“ Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang langsung dapat bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, dengan demikian pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. “

Guna menyiapkan kondisi peserta didik menjadi manusia produktif yang selalu siap dengan kebutuhan dunia kerja, maka di dalam pelaksanaan proses pembelajarannya atau pendidikan mengacu kepada berbagai aspek pendidikan. Tidak saja dari aspek ketrampilan ( psikomotorik ) semata, namun juga harus mengacu pada aspek pengetahuan ( knowledge ) dan aspek sikap ( attitude ). Berbagai aspek kompetensi ini sangat penting diberikan dengan harapan tidak saja dihasilkan manusia-manusia yang terampil saja, namun juga memiliki kecerdasan, kecakapan, dan sikap-sikap yang terpuji sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan masayarat dan negaranya.

Materi pembelajaran produktif pada pelaksanaan kurikulum SMK edisi tahun 2004 merupakan mata pelajaran yang memiliki aspek kompetensi keahlian kejuruan yang disusun dengan tujuan untuk memberikan pengenalan, pemahaman dan pelaksanaan siswa tentang pelaksanaan bidang dan program keahlian kejuruannya yang berkaitan dengan kepentingan peserta didik / siswa di lingkungan masyarakat maupun lingkungan kerjanya. Dengan mengenal, memahami, dan melaksanakannya secara benar diharapkan siswa dapat menjadikan acuan dalam kehidupan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkannya. Selain itu siswa atau peserta didik juga dituntut untuk dapat lebih kreatif dan luas pengetahuannya agar lebih dapat mengembangkan sikap yang tepat di masa depan serta memiliki kesadaran diri sebagai warga negara yang bertanggung jawab atas masa depan bangsanya.
Berdasarkan tuntutan tersebut, maka guru yang berfungsi dan berperan sebagai pendidik, fasilitator, motivator dan juga seorang organisator sudah tentu harus mampu menciptakan dan mengupayakan suatu proses interaksi proses pembelajaran dan pelatihan yang tidak saja membangkitkan motivasi, potensi dan keinginan untuk belajar namun juga mampu mewujudkan proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif, inovatif, berpikir kreatif, produktif, dan berkualitas. Strategi pembelajaran yang diimplemantasikan melalui penerapan metode belajar adalah kemampuan seorang guru dalam mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Apalagi bila dalam pelaksanaannya dilakukan dengan metode tim teaching.

Mata pelajaran kompetensi produktif keahlian kejuruan yang diselenggarakan di tingkat SMK merupakan salah satu mata pelajaran aspek produktif yang bertujuan tidak semata hanya mengacu kepada unsur ketrampilan di dalam bekerja, namun juga diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan daya kreatifitas berpikir peserta didik. Oleh karenanya bagaimana mengupayakan siswa memiliki motivasi dan keinginan siswa untuk belajar dan berpikir kreatif dalam upaya mewujudkan ketercapaian hasil belajar yang diharapkan, maka pelaksanaan metode tim teaching harus mampu melaksanakan strategi pembelajaran atau penerapan metode belajar yang kreatif dan produktif agar pembelajaran yang diterima oleh siswa dapat berjalan secara efektif dan berkualitas.

Disadari bahwa pelaksanaan metode tim teaching yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor kondisi baik secara internal maupun eksternal. Namun dibalik adanya kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing guru pengajar, tim teaching adalah menjadi strategi pembelajaran yang semestinya lebih efektif, efisien dan berkualitas.


Disamping terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana guna pencapaian sasaran, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) kelompok Teknologi Industri, salah satunya adalah untuk menunjang tuntutan terhadap kurikulum yang berbasis kompetensi serta pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia di dunia usaha / dunia industri.

Tercapainya tingkat daya serap siswa yang lebih baik di dalam pembelajaran adalah penerapan perencanaan strategis di SMK Negeri 54 Jakarta. Hal ini didasari atas adanya tuntutan bagi organisasi untuk memelihara agar tetap berada pada posisi yang strategis di tengah situasi lingkungan dan persaingan yang terus-menerus berubah dan penuh dengan ketidakpastian. Kemampuan membaca peluang dan memahami ancaman eksternal, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan internal merupakan prasarat bagi Pengelola SMK Negeri 54 Jakarta dalam menjaga posisi strategisnya agar tetap eksis dan terus berkembang merespon tuntutan kebutuhan yang ada.

Perencanaan strategis ini, berangkat dari mandat, misi dan nilai-nilai yang menjadi dasar SMK Negeri 54 Jakarta untuk berkembang dan menentukan visi organisasi di masa depan yang notabene akan senantiasa menuntut mutu produk lulusan / tamatan yang bermutu dan dapat berdaya saing dengan sekolah-sekolah lain.

Kurang efektif dan maksimalnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran, masih rendahnya pencapaian standarisasi nilai ujian nasional, serta masih rendahnya daya serap tamatan bagi kebutuhan di dunia usaha/dunia industri, maka dirasakan penting bagi kita untuk dapat mengupayakan bahwa segala kekurangan-kekurangan itu dapat diatasi dan diminimalisasi. Oleh karena semuanya itu adalah suatu tantangan dan bukan merupakan beban. Dan kita yakin bahwa semuanya itu dapat secara bersama kita atasi.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 54 Jakarta sebagai lembaga pendidikan kejuruan, yang bertugas menyelenggarakan pendidikan kejuruan dalam rangka menghasilkan tamatan yang siap kerja pada suatu bidang keahlian tertentu, bagaimanapun juga harus mampu menciptakan dan mengembangkan suatu pelaksanaan pembelajaran kejuruan yang mandiri, kreatif, dan produktif, disamping adanya tuntutan yang juga memungkinkan tamatannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan lebih tinggi. Untuk itu dituntut secara terus menerus mengikuti tuntutan tenaga kerja yang terus berkembang dan berubah berkaitan dengan ketenagakerjaan dan sertifikasi profesi bidang keahlian .

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut SMK Negeri 54 Jakarta agar lebih dinamis dan diversifikatif dibanding pendidikan menengah umum maupun SMK lainnya, maka dalam pelaksanaan pembelajaran kompetensi produktifnya dilakukan dengan strategi dan metode tim teacing.

Jumat, 17 Oktober 2008

Biodata

BIODATA DAN KUALIFIKASI
NAMA LENGKAP : SURYANTO, S.Pd
NIP / NRK : 132 202 814 / 155609
PANGKAT / GOLONGAN : PENATA / III d
JABATAN : GURU DEWASA
USIA : 38 TAHUN
TELP KANTOR SMKN54 JKT. ( 021 ) 4248741
HP. 02191284598
RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. SD Negeri Miroto II Semarang – Jawa Tengah : 1978 – 1984
2. SMP Islam PERTI Jakarta : 1984 – 1987
3. STM Negeri 7 Jakarta : 1987 – 1990
4. FPTK IKIP Padang – PT. Otomotif : 1990 – 1995

RIWAYAT PEKERJAAN :

1. Guru SMK Bhara Trikora I Jakarta : 1995 – 1998
2. Guru SMK Bahariwan 45 Jakarta : 1995 – 2004
3. Dosen LP3I Kramat Teknik : 1999 – 2006
4. Dosen lp3I Teknik Kali Malang – Bekasi : 2006 – 2007
5. Ketua Jurusan Teknik Otomotif
SMK Bahariwan 45 Jakarta : 1996 – 2004
6. Ketua Jurusan Teknik Otomotif
SMK Bhara Trikora Jakarta : 1996 - 1998
7. Guru SMK Jaya Jakarta : 2005 – sekarang
8. Guru SMK Fensensius Jakarta : 2004 -- 2005
9. Instruktur Training Centre Auto Service Jakarta : 2000 – 2004
10. Guru PNS di SMK Negeri 54 Jakarta : 1998 – sekarang
11. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum : 2007 – sekarang

DAFTAR NAMA YANG PERNAH DIBIMBING DLM PENULISAN SKRIPSI:

1. Sudi Rahyani, S.Pd ( SMKN 54 Jakarta ) : 2006
2. Hj. Kurniasih, S.Pd ( SMKN 54 Jakarta ) : 2006
3. Hj. Rosda Achmad ( SMKN 52 Jakarta ) : 2007
4. Heri Herawati, S.Pd ( SMKN 34 Jakarta ) : 2007
5. Drs. Nurcahyono ( BPPK I Boedi Utomo Jakarta ) : 2007
6. Dini Amiarti, SE ( STMIK Jakarta ) : 2007
7. Ellen ( Mahasiswa STIE Pertiwi Bekasi ) : 2007

Kamis, 03 Juli 2008

Profile SMK Negeri 54 Jakarta



Profil SMK Negeri 54 Jakarta

Eksistensi :
SMK Negeri 54 Jakarta adalah sekolah menengah kejuruan negeri kelompok teknologi dan industri, memiliki 2 program keahlian yakni Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik Pendingin Tata Udara. Dengan jumlah keseluruhan siswa lebih kurang 531 orang siswa, untuk tahun pelajaran 2007 / 2008 meluluskan siswanya sebanyak 146 orang. SMK Negeri 54 Jakarta beralamat di Jalan Bendungan Jago No. 53 Kelurahan Serdang Kecamatan Kemayoran Kotamadya Jakarta Pusat 10650 Telp / Fax. ( 021 ) 4248741.
Sebelum tahun 1991 sekolah ini bernama STM kelas jauh STM Negeri 8. kemudian terbit SK Dirjen Dikdasmen tanggal 4 februari 1991 No. 067 / c / Kp / 1991 difungsikan menjadi STM Negeri 14 Jakarta. Tahun 1997 terbit SK Mendikbud Nomor : 036 / O / 1997 tertanggal 7 Maret 1997 STM Negeri 14 Jakarta berubah nama menjadi SMK Negeri 54 Jakarta.
Visi :
Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja profesional di tingkat nasional maupun internasional berdasarkan keimanan, ketaqwaan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
Misi :
1. Membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa
2. Membentuk peserta didik yang terampil, teliti dan kreatif
3. menumbuhkan kedisiplinan dan kejujuran peserta didik
4. Menumbuhkan semangat belajar dan berlatih pada peserta didik
5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga masyarakat
6. Menumbuhkembangkan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan
7. meningkatkan kemampuan minat dan bakat serta menanamkan nilai-nilai kepemimpinan peserta didik
Pembelajaran Program Keahlian Teknik Pendingin Tata Udara :
Mempersiapkan siswa agar mampu :
1. Merawat dan memperbaiki sistem pendingin ruangan dan pendingin kendaraan
2. mengoprasikan dan melayani pabrik es komersil, cold storage untuk daging, udang , dan ikan serta cold
storage transportasi darat dan laut
3. merencanakan instalasi pemipaan refrijeran primer dan sekunder, instalasi lorong udara, pabrik es, cold
storage tata udara industri dan central ac
4. Perakitan dan perawatan sistem pendinginan ruangan dan sistem pendinginan lainnya.
Pembelajaran Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif :
Mempersiapkan siswa agar mampu :
1. Mmelayani perawatan dan perbaikan tune - up sepeda motor, motor bensin konvensional, motor diesel,
engine EFI
2.Melayani perawatan dan perbaikan sistem rem, kemudi, suspensi dan sistem pemindah daya ( kopling,
transmisi / trans axel, diferensial dan poros penggerak )
3. Melayani perawatan dan perbaikan sistem kelistrika engine ( starter, pengapian, dan pengisian ) dan sistem
kelistrikan bodi ( sistem penerangan, sen, klakson, power window, central lock, wiper dan washer, dan
lainnya )
4. Melayani perbaikan dan pengecatan bodi kendaraan
5. Melayani teknik pengerjaan logam dan pengelasan
Profile Tamatan :
Program Keahlian Teknik Pendingin Tata Udara meliputi bidang kerja menjadikan siswa :
1. Teknisi AC split dan AC window
2. Teknisi AC kendaraan
3. Teknisi Cold Storage dan Frezzer
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif meliputi bidang kerja menjadikan siswa :
1. Teknisi dan mekanik engine bensin, engine diesel, engine EFI dan engine sepeda motor
2. Teknisi electrical engine dan electrical body
3. Teknisi body repair
4. Teknisi kerja plat dan las
5. Teknisi AC kendaraan
Sistem Pembelajaran dan Materi Pembelajaran :
Sistem pembelajaran :
Program pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Negeri 54 Jakarta untuk kelas 3 tahun pelajaran 2008/2009 masih menggunakan kurikulum edisi tahun 2004. Sedangkan untuk siswa kelas XI ( tingkat I ) dan kelas XII ( tingkat II ) telah menggunakan edisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 54 Jakarta ( edisi kurikulum tahun 2006 )
Materi Pembelajaran :
I. Program Mata Pelajaran Normatif :
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn )
3. Bahasa Indonesia
4. Pendidikan Jasmani kesehatan dan Olah Raga
5. Seni Budaya
II. Program Mata Pelajaran Adaptif :
1. Matematika
2. Ilmu Pengetahuan Alam
3. Fisika
4. Kimia
5. Ilmu Pengetahuan Sosial
6. Bahasa Inggris
7. Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
8. Kewirausahaan
III. Program Mata Pelajaran Produktif :
1. Dasar Kompetensi Kejuruan
2. Kompetensi Kejuruan
IV. Program Mata Pelajaran Muatan Lokal :
1. Pendidikan Lingkungan Hidup
2. Elektronika Automotive
3. Perbaikan dan Pengecatan Bodi Kendaraan
V. Program Pembelajaran Pengembangan Diri :
1. Bimbingkan karier dan konseling
2. Intrakurikuler
3. Ekstrakurikuler
Prasarana dan Sarana Pembelajaran :
1. Gedung 3 lantai
2. Ruang praktek teknik mekanik otomotif
3. Ruang praktek teknik pendingin
4. Ruang praktek teknik tata udara
5. Lab. Komputer
6. Lab. Bahasa Indonesia
7. Lab. Matematika
8. Lab. Bahasa Inggris
9. Sarana Olah Raga
10. Band OSIS
11. Trainer cold storage, ducting, refrigerasi, dll
12. Trainer engine bensin, diesel, EFI, dan sepeda motor
13. Trainer kelistrikan, kerja plat dan las, bodi repair


PROGRAM BIDANG KESISWAAN

A.Kegiatan Intrakurikuler :
1. Lab. Bahasa Inggris
2. Lab. Bahasa Indonesia
3. Lab. Matematika
4. Lab. Komputer dan Internet

B.Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Seni Musik, Marawis dan Band OSIS
2. Seni Theater (Urip Arfan Production )
3. Pramuka, PMR, dan Paskibra
4. Olah Raga, PS Merpati Putih
5. Karya Ilmiah Siswa
6. Rohis
7. Sispala

PENGEMBANGAN UNIT PRODUKSI

1. Perawatan dan Perbaikan Mesin, Casis, Bodi, dan Kelistrikan Kendaraan
2. Pembuatan pagar, tralis, engine stand dan pengerjaan pengelasan lainnya
3. Servis AC kendaraan, AC split dan window
4. Program Pendidikan dan pelatihan ( Diklat ) Teknik Otomotif dan Teknik Pendingin Tata Udara, Komputer, dan Bahasa Inggris
5. Pelatihan Stir Mobil

PRESTASI YANG DIRAIH OLEH
SMK NEGERI 54 JAKARTA :

1. Juara III lomba guru berprestasi tahun 2007 tingkat Jakarta Pusat
2. Juara III lomba tenis meja doubel putra tahun 2007 tingkat Jakarta Pusat
3. Juara II lomba tenis meja single putra tahun 2007 tingkat Jakarta Pusat
4. Juara I lomba karya ilmiah siswa tahun 2007 tingkat Jakarta Pusat
5. Juara I lomba bedug tahun 2007 tingkat Jakarta Pusat
6. Juara II lomba band remaja tahun 2007 tingkat Jakarta Pusat
7. Juara harapan III lomba festival band tahun 2007 tingkat DKI Jakarta
8. Juara III lomba lenong tahun 2007 tingkat DKI Jakarta
9. Peringkat 7 lomba best student Honda Astra Motor tahun 2007 tingkat DKI Jakarta – Tangerang
10. Juara III lomba skill contest Yamaha tahun 2008 tingkat DKI Jakarta – Tangerang
11. Juara II lomba karya ilmiah siswa perorangan tahun 2008 tingkat Jakarta Pusat
12. Juara III lomba karya ilmiah siswa beregu tahun 2008 tingkat Jakarta Pusat
13. Juara II lomba guru berprestasi tahun 2008 tingkat Jakarta Pusat
14. Juara I dan Juara Harapan 2 Lomba Lenong Gaul SMK tingkat Jakarta Pusat tahun 2008
15. Juara I Festival Band Remaja tingkat Jakarta Pusat tahun 2008
16. Finalis 10 besar lomba Honda Best Studen tingkat Jabodetabek tahun 2008

KERJASAMA DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI :
1. PT. Denso Indonesia
2. Auto Service
3. PT. Toyota Astra Motor
4. PT. Astra Honda Motor
5. PT. Indomobil Suzuki Internasional
6. PT. Wahana Makmur Sejati
7. PT. Wira Andrawina Hyundai
8. PT. Yamaha Manufactur Indonesia
9. PT. Sun Motor
10. PT. Panca Jaya
11. PT. Panca Motor
12. PT. Thosiba Top Jaya
13. PT. Sanken
14. PT. Panasonic

Kamis, 26 Juni 2008

Puisi Senja Hari

Terpuruk aku dalam keletihan jiwa
Sisa tenaga adalah pengembaraan hati yang kelabu
Aku tak bisa untuk berbuat
Tentang keadaan yang kadang tak teringini

Kepada engkau yang ku Mahakan
Kepada engkau yang menghambakan
Kepada engkau yang...tak bisa kukatakan lagi
Tentang apa yang tak dapat kita ingini...

Kelam hari semakin kelam
Gelap memang engkau yang memiliki

Di sini aku menunggu...
Sesuatu kabar yang menggembirakan
Kepada-Mu lah aku....
Berserah diri
Tentang apa yang kuingini.

Kamis, 26 Juni 2008 ( Senja Hari Penantian )

My Friend in the best


Good afternoon, friend